Rabu, 21 Januari 2015

Modal Sosial dan Organisasi

Modal Sosial dan Organisasi
   MODAL SOSIAL
Modal sosial dalam perusahaan dicirikan oleh adanya interaksi sosial timbal balik diantara karyawan dan manajemen dan antarsesama keduanya. Bentuk interaksi itu didasarkan pada adanya rasa percaya sesama yang mengakar dalam suatu budaya organisasi dan etika sosial. Karena ada rasa percaya maka timbul suatu entitas karyawan (manajemen dan non-manajemen) yang  memiliki kebersamaan tentang nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan, kebersamaan, dan pentingnya kerja keras-cerdas. Karyawan menunjukkan kesediaan individunya untuk mengutamakan keputusan entitas perusahaan. Pertanyaannya apakah setiap perusahaan otomatis memiliki cirri-ciri modal sosial seperti itu?
        Terbentuknya modal sosial sangat bergantung pada mutu sumberdaya manusia para karyawannya. Dalam prakteknya bisa jadi mutu mereka berbeda-beda. Baik dilihat dari segi budaya, latar belakang sosial ekonomi keluarga, pendidikan, ketrampilan, kecerdasan (intelektual,emosional, dan spiritual), kepemimpinan, dan pengalaman kerja. Karena modal sosial berperan sebagai unsur perekat para karyawan dalam melaksanakan visi dan misi organisasi untuk mencapai tujuan organisasi maka dibutuhkan sumberdaya manusia yang bermutu.
        Mutu SDM sangat penting untuk mengembangkan modal sosial perusahaan. Setiap karyawan harus memahami bahwa modal sosial merupakan suatu komitmen dari setiap individu untuk saling terbuka, saling percaya, dan bertanggungjawab. Selain itu dengan semakin meningkatnya mutu SDM diharapkan akan semakin terbentuknya rasa kebersamaan, kesetiakawanan, dan sekaligus tanggungjawab akan kemajuan bersama. Karena itu setiap perusahaan seharusnya terdorong untuk membangun dirinya sebagai organisasi belajar. Yakni suatu organisasi di mana para anggota dari suatu organisasi secara terus menerus memperluas kemampuannya untuk berkeinginan belajar dan mengembangkan potensi dirinya. Dalam hal ini pemimpin perusahaan memegang peranan penting dalam mengembangkan modal sosial di perusahaannya.
       Kepemimpinan trasformasional, demokratis, dan kepemimpinan partisipatif di kalangan manajemen khususnya manajemen puncak cenderung akan mampu menstimulus para karyawan dalam memercepat struktur modal sosial dalam bentuk pengembangan visi bersama. Selain itu kepemimpinan seperti itu berpengaruh pada terbentuknya saling percaya di kalangan karyawan. Dengan demikian hubungan harmonis di antara karyawan menjadi modal sosial yang sangat penting dalam membangun tim kerja yang efektif. Pada gilirannya modal manusia yang bermutu dan modal sosial yang utuh akan mampu meningkatkan kinerja karyawan dan perusaha.
Modal sosial lebih menekankan pada potensi kelompok dan pola-pola hubungan antarindividu dalam suatu kelompok dan antar kelompok dengan ruang perhatian pada jaringan sosial, norma, nilai, dan kepercayaan antarsesama yang lahir dari anggota kelompok dan menjadi norma kelompok.
Menurut Lesser (2000), modal sosial ini sangat penting bagi komunitas karena beberapa hal berikut :
1.    memberikan kemudahan dalam mengakses informasi bagi anggota komunitas;
2.    menjadi media power sharing atau pembagian kekuasaan dalam komunitas;
3.    mengembangkan solidaritas;
4.    memungkinkan mobilisasi sumber daya komunitas;
5.    memungkinkan pencapaian bersama; dan
6.    membentuk perilaku kebersamaam dan berorganisasi komunitas.
  MODAL INTELEKTUAL
Modal intelektual adalah perangkat yang diperlukan untuk menemukaan peluang dan mengelola ancaman dalam kehidupan
  MODAL EMOSIONAL

Goldman menggunakan istilah Emotional Intelligence untuk menggambarkan kemampuan manusia untuk mengenal dan mengelola emosi diri sendiri, serta memahami emosi orang lain agar dia dapat mengambil tindakan yang sesuai dalam berinteraksi dengan orang lain.

0 komentar :

Posting Komentar

 

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.