Selasa, 27 Januari 2015

Jaringan Sosial (Sosial Network)

Jaringan Sosial (Sosial Network)
Hubungan manusia sangat berarti baginya sebagai individu. Dapat dikatakan bahwa kita, setidaknya sebagian, diartikan melalui siapa yang kita kenal. Secara lebih luas, ikatan-ikatan di antara manusia juga berperan sebagai dinding pembatas bagi struktur-struktur sosial yang lebih luas. Ide sentral dari modal sosial adalah bahwa jaringan-jaringan sosial merupakan suatu aset yang bernilai (Field, 2005:16)jaringan-jaringan menyediakan suatu basis bagi kohesi sosial karena menyanggupkan orang untuk bekerjasama satu sama lain dan bukan hanya dengan orang yang mereka kenal secara langsung agar saling menguntungkan.
Jaringan lebih mobel dari pada hirarki. Dalam alokasi sumber daya ala jaringan, transaksi terjadi tidak melalui pertukaran yang terpisah atau restu administratif, tetapi melalui jaringan-jaringan individu yang terlibat dalam aksi-aksi timbal balik, saling mengutamakan, dan saling mendukung. Jaringan dapat bersifat kompleks; mereka tidak menerapkan kriteria pasar yang ekplisit, juga tidak memakai paternalisme yang biasanya terdapat dalam hirarki. Sebuah asumsi dasar dari hubungan jaringan adalah bahwa satu pihak tergantung pada sumber-sumber yang dikontrol oleh pihak lain, dan bahwa ada keuntungan yang bisa diperoleh dari penggabungan sumber daya. Intinya, pihak-pihak dalam jaringan setuju untuk tidak mengejar kepentingan diri sendiri dengan jalan merugikan yang lainnya. Powell ( dalam Hamilton, 1996:270)    
Keterkaitan jaringan dan kelompok merupakan aspek vital dari modal sosial. Jaringan sosial terjadi berkat adanya keterkaitan antara individu dalam komunitas. Keterkaitan terwujud di dalam beragam tipe kelompok pada tingkat lokal maupun tingkat lebih tinggi. Jaringan hubungan sosial biasanya akan diwarnai oleh suatu tipologi khas sejalan dengan karakteristik dan orientasi kelompok. Pada kelompok sosial yang biasanya terbentuk secara tradisional atas dasar kesamaan garis keturunan  (liniage), pengalaman-pengalaman sosial turun temurun  (repeated social experiences), dan kesamaan kepercayaan pada dimensi Ketuhanan (religious belief) cenderung memiliki kohesifitas yang tinggi, tetapi rentang jaringan maupun trust yang terbangun sangat sempit. Sebaliknya, pada kelompok yang dibangun atas dasar kesamaan orientasi dan tujuan dengan ciri pengelolaan organisasi yang lebih modern akan memiliki tingkat partisipasi anggota yang lebih baik dan memiliki rentang jaringan yang lebih luas.
Pada dasarnya modal sosial merupakan kerjasama yang dibangun dengan untuk mencapai tujuan. Kerjasama yang terjalin tercipta ketika telah terjadinya hubungan interaksi sosial sehingga menghasilkan jaringan kerjasama, pertukaran sosial, saling percaya dan terbentuknya nilai dan norma dalam hubungan interaksi tersebut.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rakhmania (2003:58), pada etnis Cina di Jakarta maka didapati institusi keluarga dan ikatan kekerabatan adalah modal sosial yang menopang bisnis etnis Cina. Ikatan kekeluargaan menyediakan jaringan sosial di kalangan etnis Cina, di mana jaringan sosial ini berdasarkan kepercayaan. Melalui jaringan sosial tersebut bisnis mereka makin meningkat.

Dengan adanya modal sosial pada etnis Cina terjadilah perkembangan bisnis-binis, di sini terlihat bagaimana modal sosial dapat berfungsi dan bermanfaat bagi bisnis etnis Cina bila mereka mampu mempergunakan modal sosial sebaik-baiknya.  

Ditulis Oleh : Unknown // 01.37
Kategori:

0 komentar :

Posting Komentar

 

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.