Jumat, 06 November 2015

Judul Skripsi Manajemen Pemasaran Terbaru 2015

Judul Skripsi Manajemen Pemasaran Terbaru 2015
           1.         Pengaruh Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, Persepsi Risiko Terhadap Minat                               Menggunakan Layanan Produk Brilink (Studi Pada Masyarakat Di Kota Purworejo)

2.     Pengaruh Kredibilitas Perusahaan Dan Kredibilitas Endorser Pada Sikap Konsumen (Terhadap Iklan Dan Merek) Dan Intensi Membeli

3.    Pengaruh Gaya Hidup Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Iphone (Studi Pada Konsumen Samsung di Universitas Muhammadiyah Purworejo)

4.      Analisis Pengaruh Sikap Yang Dimoderasi Oleh Keinovatifan Konsumen Terhadap Intensi Membeli Produk Busana Muslim Taniaz Di Kabupaten Jombang

5.      Pengaruh Word Of Mouth, Ketidakpuasan (Dissatisfaction), Fitur Produk, Dan Gaya Hidup (Lifestyle) Terhadap Keputusan Perpindahan Merek (Brand Switching) Produk Smartphone Blackberry (Studi Pada Mahasiswa Universitas …..)

6.      Pengaruh Budaya Individualisme, Persepsi Harga, Dan Promosi Terhadap Perilaku Pembelian Impulsif Pada Konsumen Indomaret Di Kalangan Mahasiswa (Studi Pada Mahasiswa Universitas …….)

7. Pengaruh Hedonic Value Dan Consumer Expertise Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone (Studi Pada Pengguna Iphone 5s Di Kota Malang)

8.    Pengaruh Gaya Hidup (Lifestyle), Kelompok Rujukan (Reference Group) Dan Keterikatan Merek (Brand Attachment) Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung (Studi Pada Konsumen Smartphone Samsung ……….. )

9.    Pengaruh Nilai Utilitarian Dan Nilai Hedonk Terhadap Preferensi Pelanggan Vens Coffee (Studi Pada Vens Coffee Malang) 

Demikian  Judul Skripsi Manajemen Pemasaran Terbaru 2015, selanjutnya akan saya update lagi,  semoga bermanfaat.

Biaya Modal

Biaya Modal
(Cost of Capital)
Definisi :
Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan
Modal dapat dilihat di neraca sisi kanan: hutang, saham biasa, saham preferen dan laba ditahan

         Cost of Capital - The return the firm’s investors could expect to earn if they invested in securities with comparable degrees of risk.
         Return yang dapat diharapkan oleh investor suatu perusahaan apabila mereka berinvestasi pada sekuritas-sekuritas yang mempunyai tingkat risiko yang sebanding.
Contoh: Daimler-Benz berencana untuk membuat Mercedes ML 320 SUV dan membuat pabrik di Alabama. Mereka harus menghitung total investasi dan biaya dari modal yg diperlukan. Ternyata setelah dihitung tingkat return yang diharapkan melebihi dari biaya modal. Akhirnya Daimler-Benz memutuskan untuk membangun pabrik tersebut.

Perhitungan biaya modal sangat penting karena:
1.   Maksimalisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya2 (termasuk biaya modal) diminimumkan
2.      Keputusan penganggaran modal ( capital budgeting) memerlukan estimasi biaya modal
3.   Keputusan2 penting lain seperti leasing dan modal kerja juga memerlukan estimasi biaya modal

         Weighted Average Cost of Capital (WACC)
Untuk menghitung biaya modal kita menggunakan WACC. WACC adalah rata-rata tertimbang dari seluruh komponen modal. Komponen modal yg sering dipakai adalah: saham biasa, saham preferen, utang, laba ditahan
Seluruh komponen modal ( capital components) mempunyai satu kesamaan, yaitu investor yang menyediakan dana berharap untuk mendapatkan return dari investasi mereka.
WACC = wd.kd (1-T)+wps.kps+ws.( ks atau ke)
 kd      = biaya hutang
 kps     = biaya saham preferen
 ks      = biaya laba ditahan
 ke      = biaya saham biasa baru
 T       = pajak

Three Steps to Calculating Cost of Capital
1. Calculate the value of each security as a proportion of the firm’s market value.
2. Determine the required rate of return on each security.
3. Calculate a weighted average of these required returns.
Example - Executive Fruit has issued debt, preferred stock and common stock.  The market value of these securities are $4mil, $2mil, and $6mil, respectively.  The required returns are 6%, 12%, and 18%, respectively.
Q: Determine the WACC for Executive Fruit, Inc.

Example - continued
Step 1
          Firm Value =  4 + 2 + 6  = $12 mil
Step 2
          Required returns are given
Step 3

         Biaya Hutang (cost of debt)
Biaya hutang = Kd atau yield to maturity
Yaitu: tingkat keuntungan yg dinikmati oleh pemegang/pembeli obligasi
Dalam perhitungan WACC, kita memakai:
Biaya hutang setelah pajak = Kd (1-T)
Cnth: Kd=10%, Pajak=15%, Berapa biaya hutang setelah pajak?
10%(1-15%) = 8.5%
Notes: Penggunaan hutang sebagai modal, menurunkan penghasilan yg dikenai pajak karena bunga yg harus dibayar. Karena itu penggunaan hutang dapat mengurangi pajak yang dibayar (tax deductible)
Cnth lain: PT Aksara menerbitkan obligasi yg membayar bunga 10% nilai nominal 1.000. Jatuh tempo dalam 5thn. Obligasi terjual seharga 1.000. Berapa biaya hutang? (Kd)
                      1.000=100(PVIFAKd, 5) +1000(PVIFKd,5)
                      Kd = 10%

         Biaya Saham Preferen(Kp)
Biaya saham preferen = tingkat keuntungan yg dinikmati pembeli saham preferen (Kp)
Kp= Dp        
         Pn
          Dp=dividen saham preferen tahunan
          Pn=harga saham preferen bersih yg diterima perusahaan penerbit (setelah dikurangi 

biaya peluncuran saham atau flotation cost)
Dividen saham preferen tidak tax deductible, perusahaan menanggung semua beban biaya. Tidak ada penyesuaian/penghematan pajak seperti biaya hutang.

         Contoh: PT Aksara menjual saham preferen yg memberikan dividen Rp 10 per tahun. Harga saham Rp 100 dgn flotation cost 2,5 per lembar saham.
          Kp= Dp/Pn = 10 / 97,5 = 10,26%

         Biaya Laba Ditahan, ks
Perusahaan dapat memperoleh modal sendiri melalui dua cara:
        Menahan sebagian laba (retained earnings)
        Menerbitkan saham biasa baru
Apabila perusahaan menahan sebagian labanya untuk modal, apakah ada biayanya? Ya, opportunity cost. Laba dapat dibagikan berupa dividen dan investors dapat menginvestasikan uang itu dgn membeli saham, obligasi, real estate, dll
Oleh karena itu, perusahaan harus dapat memberikan keuntungan paling tidak sama dengan keuntungan yang dapat diperoleh oleh pemegang saham pada alternatif investasi yg memiliki risiko yg sama dengan risiko perusahaan. (ks)

         Tiga Cara Menaksir ks
1.      Pendekatan CAPM
2.      Pendekatan Discounted Cash Flow (DCF)
3.      Pendekatan Bond-Yield-Plus-Risk Premium

1. Pendekatan CAPM
                      KS = KRF + (KM-KRF)bi
Ks = tingkat keuntungan yg disyaratkan pada saham perusahaan i.
Krf = risk free rate/ bunga bebas risiko
Km = tingkat keuntungan portfolio pasar
bi = beta saham perusahaan I

2. Discounted Cash Flow (DCF) model
Jika Dividen bertumbuh konstan, gunakan Gordon model:
P0 = D0(1+g)/Ks-g

3. Pendekatan Bond-Yield-Plus-Risk Premium
Ks = tingkat keuntungan obligasi perusahaan + premi resiko

Membeli saham biasa pada umumnya lebih berisiko daripada membeli obligasi yg memberikan penghasilan tetap dan relatif pasti. Oleh karena itu, investor yang membeli saham biasa mengharapkan suatu premi risiko diatas tingkat keuntungan obligasi. Premi risiko besarnya tergantung pada kondisi perusahaan dan kondisi perekonomian.
Contoh: YTM suatu obligasi adalah 12% dan premi risiko untuk saham biasa perusahaan tersebut adalah 5%. Maka:
Ks = 12% + 5% = 17%

Dari ketiga pendekatan, mana yang kita gunakan? Semuanya dapat digunakan. Apabila dari ketiga pendekatan itu hasilnya berbeda-beda, kita dapat merata-rata ketiga hasil itu.

         Biaya Saham Biasa Baru ke
Apabila saham biasa baru diterbitkan, berapa tingkat pengembalian (rate of return) yg harus perusahaan peroleh untuk menarik pemegang saham baru? Ke, tapi perusahaan harus memperoleh pendapatan lebih dari Ks karena adanya flotation cost, biaya untuk menerbitkan saham

         Biaya Saham Biasa Baru(Ke)
Hanya sebagian kecil perusahaan yg sudah matang (mature) mengeluarkan saham biasa baru karena:
        Biaya flotation yg tinggi
        Investor menanggapi penerbitan saham biasa baru sebagai sinyal negatif
          Biasanya manager perusahaan melakukan ini karena mereka berpikiran bahwa harga saham skrg lebih tinggi daripada nilai sesungguhnya
        Supply saham naik, harga saham turun
Flotation cost akan mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham. Biaya ini terdiri dari: biaya mencetak saham, komisi untuk phak penjamin emisi saham, penawaran saham, dll.

         Gordon Model dgn memperhitungkan flotation cost:
Ke =    D0   + g        
        P0(1-F)
Ke:Biaya saham biasa baru
P0: Harga jual saham
F: Flotation cost          D0:Dividen saham pd t=0
g: Dividen growth

Contoh: Saham baru perusahaan terjual dgn harga 32. Flotation cost adalah 15% dari harga jual. Dividen terakhir (D0) diperkirakan sebesar 2,4 dan dividen diharapkan bertumbuh secara konstan dgn tngkt pertumbuhan 6,5%.

Kamis, 05 November 2015

Analisis keputusan investasi

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI
(CAPITAL BUDGETING)
Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan, karena keputusan investasi menyangkut dana yang digunakan untuk investasi, jenis investasi yang akan dilakukan, pengembalian investasi dan resiko investasi yang mungkin timbul. Untuk menganalisa keputusan usulan investasi atau proyek investasi (layak atau tidak dilaksanakan), konsep yang digunakan adalah konsep aliran kas bukan konsep laba.

A.    KLASIFIKASI INVESTASI
1.  Investasi Penggantian
2.  Investasi Penambahan Kapasitas
3.  Investasi Penamabahan Jenis Produk Baru
4.  Investasi Lain-lain

B.     ALIRAN KAS DALAM INVESTASI
Ada 3 macam aliran kas yang terjadi dalam investasi :
l Initial cashflow (capital outlays)
l Operational cashflow
l Terminal cashflow

a.       INITIAL CASHFLOW
Initial cash flow (capital outlays) merupakan aliran kas yang berhubungan dengan pengeluaran kas pertama kali untuk keperluan investasi.
Yang termasuk dalam capital outlays antara lain harga pembelian mesin, biaya pasang, biaya percobaan, biaya balik nama (jika ada) dan biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan sampai mesin tersebut siap dioperasikan.

b.      OPERATIONAL CASH FLOW
Operational cashflow (cash inflow) merupakan aliran kas yang terjadi selama umur investasi.
Operational cashflow (cash inflow) berasal dari pendapatan yang diperoleh dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan.
aliran kas masuk bersih disebut juga dengan Proceeds
Besarnya proceed terdiri dari 2 sumber yaitu laba setelah pajak (earning after tax) dan depresiasi.

Besarnya proceeds, jika investasi menggunakan modal sendiri :
          Proceeds = Laba Bersih setelah pajak + Depresiasi
Besarnya proceeds, jika investasi menggunakan modal sendiri dan hutang :
           Proceeds = Laba Bersih setelah pajak + Depresiasi + Bunga (1-Pajak)

c.       TERMINAL CASHFLOW
Terminal cashflow merupakan aliran kas masuk yang diterima perusahaan sebagai akibat habisnya umur ekonomis suatu proyek investasi.
Terminal cashflow dapat diperoleh dari nilai sisa (residu) dari aktiva dan modal kerja yang digunakan untuk investasi.
Nilai residu suatu investasi merupakan nilai aktiva pada akhir umur ekonomisnya yang dihitung dari nilai buku aktiva yang bersangkutan.
Contoh : Bila Tanpa Hutang
1.       PT. ABC akan mendirikan usaha dengan nilai investasi senilai Rp.300.000.000, dengan dibiayai modal sendiri. Umur Ekonomis 3 tahun disusutkan dengan metode garis lurus tanpa nilai sisa. Perkiraan pendapatan setiap tahun selama umur ekonomis Rp. 400.000.000,- biaya tunai Rp. 200.000.000,- (belum termasuk penyusutan), pajak 20%.
          Hitung Operasional Cash Flow / Aliran Kas Bersih
                       
Jawab
             Penyusutan =
Estimasi Laba / Rugi :
Pendapatan                                                   Rp. 400.000.000
Biaya :
          Biaya Tunai                 Rp. 200.000.000
          Biaya Penyusutan       Rp. 100.000.000 +
Total Biaya                                                   Rp. 300.000.000 -
Laba Sebelum Pajak                                     Rp. 100.000.000
Pajak (20%)                                                  Rp.   20.000.000 -
EAT                                                              Rp.   80.000.000
OCF = Rp. 80.000.000 + Rp. 100.000.000
              = Rp. 180.000.000

Contoh: Bila hutang
PT. ABC akan mendirikan usaha dengan nilai investasi senilai Rp.300.000.000. 50% dari investasi modal pinjaman dengan bunga 25% pertahun, sisa modal sendiri. Umur Ekonomis 3 tahun disusutkan dengan metode garis lurus tanpa nilai sisa. Perkiraan pendapatan setiap tahun selama umur ekonomis Rp. 400.000.000,- dengan biaya tunai Rp. 200.000.000,- (belum termasuk penyusutan), pajak 20%.
          Hitung Kas Bersih ?
Estimasi laba-Rugi
Pendapatan                                                   Rp. 400.000.000
Biaya :
          Biaya Tunai                 Rp. 200.000.000
          Biaya Penyusutan       Rp. 100.000.000 +
          Total Biaya                                          Rp. 300.000.000 -
Laba Usaha (EBIT)                                      Rp. 100.000.000
Bunga                                                                       Rp.   37.500.000
EBT                                                              Rp.   62.500.000
Pajak (20%)                                                  Rp.   12.500.000 -
EAT                                                              Rp.   50.000.000
Aliran Kas Bersih (OCF)
= Rp.   50.000.000 + Rp. 100.000.000 + Rp.37.500.000 (1-20%)
= Rp. 150.000.000 + Rp.   37.500.000  (1-0,2)
= Rp. 150.000.000 + Rp.   30.000.000.
= Rp. 180.000.000

METODE PENILAIAN INVESTASI
1) Metode Payback Period (PP)
2) Metode Net Present Value (NPV)
3) Metode Propability Index (PI)
4) Metode Internal Rate Return (IRR)
5) Metode Payback Period (PP)
6) Metode Payback Period (PP) merupakan suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran suatu investasi dengan menggunakan aliran kas masuk netto (proceeds) yang diperoleh.
          Rumus :
               Capital Outlays
          PP = ------------------------- x 1 tahun
                         Proceeds

a)      Metode Payback Period (PP)
Kriteria :
                        apabila payback period lebih pendek dibanding jangka waktu kredit (apabila dananya berasal dari pinjaman) yang diisyaratkan oleh investor atau pihak bank, maka investasi diterima.
Kelemahan :
mengabaikan nilai waktu uang
mengabaikan proceeds setelah PP dicapai
mengabaikan nilai sisa

Contoh : (Jika Proceed Tiap tahun sama)
Proyek B membutuhkan investasi sebesar Rp. 120.000.000. proceeds diperkirakan Rp. 40.000.000 per tahun selama 6 tahun.
Penyelesaian :
          Rp. 120.000.000
PP = ------------------------- x 1 tahun = 3 Tahun
                   Rp. 40.000.000
Metode Payback Period (PP)
Proyek B membutuhkan investasi sebesar Rp. 120.000.000. proceeds diperkirakan :
Tahun 1   Rp. 50.000.000                 Tahun 4   Rp. 30.000.000
Tahun 2   Rp. 50.000.000                 Tahun 5   Rp. 20.000.000
Tahun 3   Rp. 40.000.000                 Tahun 6   Rp. 20.000.000
Penyelesaian :
Outlays (Investasi)                Rp. 120.000.000
Proceed Th. 1                        (Rp.   50.000.000)
1.      Rp.   70.000.000
Proceed Th. 2                        (Rp.   50.000.000)
2.      Rp.   20.000.000
PP = 2 Tahun + [(20.000.000 / 40.000.000) x 1 tahun] = 2 Tahun 6 Bulan
Metode Net Present Value (NPV)
Metode Net Present Value (NPV) merupakan metode untuk mencari selisih antara nilai sekarang dari proceed dengan nilai sekarang dari suatu investasi
Rumus :
n        At
NPV =  -Io +  ∑    ------------
t=0    (1 + r )t
Dimana :
Io   =  Nilai investasi
At  =  aliran kas netto pada periode t
r    =  Discount rate
t    =  jangka waktu proyek investasi

b)      Metode Net Present Value (NPV)
Kriteria kelayakan suatu investasi :
a.       NPV > 0 atau positif   : investasi layak dan diterima
b.      NPV ≤ 0 atau negatif  : investasi tidak layak dan ditolak
Metode Net Present Value (NPV)
Contoh : (Jika Proceed Tiap tahun sama)
Proyek B membutuhkan investasi sebesar Rp. 120.000.000. proceeds diperkirakan Rp. 40.000.000 per tahun selama 6 tahun dengan rate of return = 10 %
Penyelesaian :
NPV = - Rp. 120.000.000 + Rp. 40.000.000 (4,3553)*)
NPV = - Rp. 120.000.000 + Rp. 174.212.000
NPV = Rp. 54.212.000
*) Lihat Tabel A-2 (Nilai sekarang dari suatu Anuity

Contoh Perhitungan Jika Proceeds per tahun tidak sama :
Proyek B membutuhkan investasi sebesar Rp. 120.000.000. Tingkat bunga (Rate of Return) = 10 %, proceeds diperkirakan :
Tahun 1   Rp. 50.000.000                 Tahun 4   Rp. 30.000.000
Tahun 2   Rp. 50.000.000                 Tahun 5   Rp. 20.000.000
Tahun 3   Rp. 40.000.000                 Tahun 6   Rp. 20.000.000

c)      Metode Propability Index (PI)
Metode Propability Index (PI) atau cash ratio merupakan metode yang memiliki hasil keputusan sama dengan NPV.
Rumus :
Total PV of Proceed
PI = -----------------------------
               Investasi
Kriteria :

a.       Apabila PI > 1, maka rencana investasi layak diterima
b.      Apabila PI < 1, maka rencana investasi ditolak
Berdasarkan contoh yang telah dibuat sebelumnya dalam Metode NPV :
Untuk proceeds tiap tahun sama :
      174.212.000
PI = ------------------- = 1,45 à > 1 : Proyek diterima
      120.000.000
Untuk proceeds tiap tahun yang berbeda :
         160.980.000
PI = ------------------- = 1,34 à > 1 : Proyek diterima
                                        120.000.000
d)     Metode Internal Rate Return (IRR)
Metode Internal Rate Return (IRR) merupakan metode penilaian investasi untuk mencari ringkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari lairan kas netto dan investasi.
Pada saat IRR tercapai, maka besarnya NPV = 0, untuk itu menghitung IRR, perlu dicari data NPV yang positif juga NPV yang negatif.
Rumus :
NPV rk
IRR = rk +  ------------------------- x (rb – rk)
PV rk – PV rb
Dimana :
IRR        = internal rate of return
Rk          =  tingkat bunga terendah
Rb         = tingkat bunga tertinggi
NPV rk  = NPV pada tingkat bunga terendah
PV rk     = PV of proceed pada tingkat bunga terendah
PV rb     = PV of proceed pada tingkat bunga tertinggi

Metode Internal Rate Return (IRR)
                  8.710.000
IRR = 20 % + ------------------ x 10 % = 20 % + 3,89 % = 23,89 %
                      22.390.000
atau
NPV rk
IRR = rk +  ------------------------- x (rb – rk)
PV rk – PV rb
8.710.000
IRR= 20% + ------------------------------------ x (30%-20%)
128.710.000 – 106.320.000
IRR = 20% + 0,389 x 10

IRR = 20% + 3,89% = 23,89%

SOAL LATIHAN :
PT. SANGRILLA merencanakan sebuah proyek investasi yang membutuhkan dana investasi sebesar Rp. 500.000.000,-. Dari dana tersebut Rp.50.000.000 sebagai Modal kerja. Umur ekonomis investasi diperkirakan 5 tahun dengan nilai residu Rp. 100.000.000. metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus. Proyeksi penjualan :
Tahun 1         350 Juta           Tahun 4           410 Juta
Tahun 2         360 Juta           Tahun 5           430 Juta
Tahun 3         370 Juta
Struktur biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya variabel 40 % dari penjualan dan biaya tetap selain penyusutan Rp. 15.000.000,- Pajak 30 % dan tingkat keuntungan yang diharapkan sebesar 20 %.
Hitunglah :
a.  Cash flow selama umur ekonomis
b.  Apakah investasi tersebut layak diterima dengan menggunakan lima metode penilaian investasi


 
Diberdayakan oleh Blogger.