Jaringan Sosial (Sosial Network)
Hubungan manusia sangat berarti baginya sebagai individu. Dapat
dikatakan bahwa kita, setidaknya sebagian, diartikan melalui siapa yang kita
kenal. Secara lebih luas, ikatan-ikatan di antara manusia juga berperan sebagai
dinding pembatas bagi struktur-struktur sosial yang lebih luas. Ide sentral
dari modal sosial adalah bahwa jaringan-jaringan sosial merupakan suatu aset
yang bernilai (Field, 2005:16)jaringan-jaringan menyediakan suatu basis bagi
kohesi sosial karena menyanggupkan orang untuk bekerjasama satu sama lain dan
bukan hanya dengan orang yang mereka kenal secara langsung agar saling
menguntungkan.
Jaringan lebih mobel dari pada hirarki. Dalam alokasi sumber daya
ala jaringan, transaksi terjadi tidak melalui pertukaran yang terpisah atau
restu administratif, tetapi melalui jaringan-jaringan individu yang terlibat
dalam aksi-aksi timbal balik, saling mengutamakan, dan saling mendukung.
Jaringan dapat bersifat kompleks; mereka tidak menerapkan kriteria pasar yang ekplisit,
juga tidak memakai paternalisme yang biasanya terdapat dalam hirarki. Sebuah
asumsi dasar dari hubungan jaringan adalah bahwa satu pihak tergantung pada
sumber-sumber yang dikontrol oleh pihak lain, dan bahwa ada keuntungan yang
bisa diperoleh dari penggabungan sumber daya. Intinya, pihak-pihak dalam
jaringan setuju untuk tidak mengejar kepentingan diri sendiri dengan jalan
merugikan yang lainnya. Powell ( dalam Hamilton, 1996:270)
Keterkaitan jaringan dan kelompok merupakan aspek vital dari modal
sosial. Jaringan sosial terjadi berkat adanya keterkaitan antara individu dalam
komunitas. Keterkaitan terwujud di dalam beragam tipe kelompok pada tingkat
lokal maupun tingkat lebih tinggi. Jaringan hubungan sosial biasanya akan
diwarnai oleh suatu tipologi khas sejalan dengan karakteristik dan orientasi
kelompok. Pada kelompok sosial yang biasanya terbentuk secara tradisional atas
dasar kesamaan garis keturunan
(liniage), pengalaman-pengalaman sosial turun temurun (repeated social experiences), dan kesamaan
kepercayaan pada dimensi Ketuhanan (religious belief) cenderung memiliki
kohesifitas yang tinggi, tetapi rentang jaringan maupun trust yang terbangun
sangat sempit. Sebaliknya, pada kelompok yang dibangun atas dasar kesamaan
orientasi dan tujuan dengan ciri pengelolaan organisasi yang lebih modern akan
memiliki tingkat partisipasi anggota yang lebih baik dan memiliki rentang
jaringan yang lebih luas.
Pada dasarnya modal sosial merupakan kerjasama yang dibangun dengan
untuk mencapai tujuan. Kerjasama yang terjalin tercipta ketika telah terjadinya
hubungan interaksi sosial sehingga menghasilkan jaringan kerjasama, pertukaran
sosial, saling percaya dan terbentuknya nilai dan norma dalam hubungan
interaksi tersebut.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rakhmania (2003:58), pada
etnis Cina di Jakarta maka didapati institusi keluarga dan ikatan kekerabatan
adalah modal sosial yang menopang bisnis etnis Cina. Ikatan kekeluargaan
menyediakan jaringan sosial di kalangan etnis Cina, di mana jaringan sosial ini
berdasarkan kepercayaan. Melalui jaringan sosial tersebut bisnis mereka makin
meningkat.
Dengan adanya modal sosial pada etnis Cina terjadilah perkembangan
bisnis-binis, di sini terlihat bagaimana modal sosial dapat berfungsi dan
bermanfaat bagi bisnis etnis Cina bila mereka mampu mempergunakan modal sosial
sebaik-baiknya.
0 komentar :
Posting Komentar