Dalam perspektif sempit,
relationship marketing
menggambarkan beragam taktik pemasaran,
untuk mengikat atau
mempertahankan pelanggan
setelah penjualan terjadi,
dengan tujuan untuk
menciptakan pembelian ulang. Pada
perspektif luas, relationship marketing digunakan sebagai paradigma
dan orientasi pemasaran,
sebagai oposisi dari transaction marketing. (Widiana, 2004)
Relationship marketing adalah
praktik membangun hubungan jangka panjang
yang memuaskan dengan
pihak-pihak kunci seperti pelanggan, pemasok,
penyalur, guna mempertahankan preferensi
dan bisnis jangka panjang perusahaan. (Kotler, 2002) Menurut Rambat
Lupiyoadi dan A.
Hamdani (2008:21) dalam bukunya
Manajemen Pemasaran mengatakan
bahwa relationship marketing merupakan
upaya pengenalan kepada
setiap pelanggan secara lebih
dekat, menciptakan komunikasi
dua arah dengan
konsumen, dan mengelola hubungan
yang saling menguntungkan
antara pelanggan dan perusahaan.
John Tower (2001),
menyebutkan bahwa relationship
marketing adalah proses di
mana pemasok dan
pelanggan mengembangkan
hubungan jangka panjang,
yang didasarkan pada
kerjasama yang saling menguntungkan, interdependensi, kepercayaan,
dan komitmen pada
nilai tambah yang akan diberikan.
Oleh Chan (2003),
relationship marketing didefinisikan
sebagai pengenalan setiap pelanggan
secara lebih dekat
dengan menciptakan
komunikasi dua arah
dengan mengelola suatu
hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan dan
perusahaan.
Selanjutnya Morgan
dan Hunt (1994) mendefiniskan relationship marketing sebagai
segala bentuk aktivitas
pemasaran yang diarahkan untuk mendukung,
membangun, dan memelihara
kesuksesan hubungan pertukaran.
Mc Kenna (1991),
berpendapat tentang relationship
marketing bahwa hubungan pemasaran
bukan sekedar memberikan
perhatian terhadap transaksi
yang sedang berlangsung,
melainkan juga memberi perhatian terhadap
hubungan transaksi di masa
depan. Dengan demikian,
proses pemasaran tidak
berakhir setelah terjadinya
aktivitas transaksi jual beli produk.
Pernyataan lain juga
mendefinisikan
relationship marketing
sebagai proses berkesinambungan dalam
menjalin aktivitas dan
program kooperatif dan kolaboratif dengan para pelanggan perantara dan
pelanggan akhir dalam menciptakan atau meningkatkan nilai
ekonomik yang saling menguntungkan dengan
biaya yang lebih
rendah. (Fandy Tjiptono
dkk., 2008:27)
Dari berbagai pengertian
tersebut di atas,
dapat diketahui bahwa satu
esensi dari relationship
marketing yaitu aktivitas
pemasaran yang ditujukan untuk
membangun dan mempertahankan hubungan
jangka panjang dengan stakeholder
kunci, dilandasi sikap saling menguntungkan.
Hasil relationship marketing yang utama
adalah pengembangan aset unik perusahaan yang
disebut jaringan pemasaran.
Jaringan pemasaran terdiri dari
perusahaan dan semua
pihak pendukung yang
berkepentingan yang
bersama-sama dengan perusahaan
telah membangun hubungan
bisnis yang saling menguntungkan dengan perusahaan.