Senin, 03 Februari 2014

Perekonomian di Masa Rasulullah Saw

A.    Perekonomian di Masa Rasulullah Saw. (571-632 M)

Materi oleh Bpk. Ridwan Baraba, SE. MM.

Kehidupan Rasulullah Saw. Dan masyarakat muslim di masa beliau adalah teladan yang paling baik implementasi islam, termasuk dalam bidang ekonomi. Pada periode Makkah masyarakat muslim belum sempat membangun perekonomian , sebab massa itu penuh dengan perjuangan untuk mempertahankan diri dari masyarakat Quraisy. Barulah pada periode Madinah Rasulullah memimpin sendiri membangun masyarakat Madinah sehingga menjadi masyarakat sejahtera dan beradab.
Sebagaimana pada masyarakat Arab lainnya, mata pencaharian mayoritas penduduk Madinah adalah berdagang. Kegiatan ekonomi relatif menonjol pada masa itu, di mana untuk menjaga agar mekanisme pasar tetap berada dalam bingkai etika dan moralitas Islam Rasulullah mendirikan Al-Hisbah dan Baitul Maal. Selanjutnya untuk memutar roda perekonomian, Rasulullah mendorong kerja sama usaha di antara anggota masyarakat (misalnya muzaraah, mudharabah, musaqah dll) sehingga terjadi peningkatan produktifitas. Penerimaan negara juga meningkat. Sumber pemasukan negara yang paling pokok adalah zakat dan ushr.
Harta rampasan perang (ghanimah) juga merupakan pendapatan negara meskipun nilainya relatif tidak besar jika dibandingkan dengan biaya peperangan yang dikeluarkan. Zakat dan Ushr merupakan sumber pendapatan pokok, terutama setelah th ke 9 H dimana zakat mulai diwajibkan.
B. Perekonomian di masa khulafaurrasyidin
Para khulafaurrasyidin adalah penerus kepemimpinan nabi muhammad Saw. Karenanya kebijakan mereka tentang perekonomian pada dasarnya adalah melanjutkan dasar-dasar yang dibangun rasulullah saw. Para khalifah diantaranya :
1. abu bakar siddiq 
2. umar bin khattab
3. usman bin affan
4. ali bin abi thalib
C. Pemikiran ekonomi islam : kilasan tokoh dan pemikirannya
Pemikiran ekonomi islam dalam islam bertitik tolak dari alquran dan hadis yang merupakan sumber dan dasar utama syariat islam. Oleh karena itu, sejarah pemikiran ekonomi islam sesungguhnya telah berawal sejak alquran dan hadis ada, yaitu pada masa kehidupan rasulullah muhammad saw.
Siddiq telah membagi sejarah pemikiran ini menjadi periode, yaitu
1. periode pertama/fondasi (masa awal islam-450H/1058 M)
      Pada periode ini banyak sarjana muslim yang pernah hidup bersama para sahabat rasulullah dan para tabi’in sehingga dapat memperoleh referensi ajaran islam yang autentik. Beberapa diantara mereka antara lain : abu hanifah, abu yusuf, muhammad bin al-hasan al-shaybani, abu ubayd al-qasim ibnu sallam, harith bin asad al-muhasibi, ibnu miskwaih, mawardi. 
2. periode kedua (450-850H/1058-1446M)
Pemikiran ekonomi pada masa ini banyak dilatarbelakangi oleh menjamurnya korupsi dan dekandensi moral, serta melebarnya kesenjangan antara golongan miskin dan kaya, meskipun secara umum kondisi perekonomian masyarakat Islam berada dalam taraf kemakmuran. Terdapat pemikir-pemikir besar yang karyanya banyak dijadikan rujukan hingga kini, misalnya : Al-Ghazali, Nasiruddin Tutsi, Ibn Tamiyah, Ibnu Khaldun, Al-Maghrizi, Abu Ishaq Al-Shatibi, Abdul Khadir Jaelani, Ibnu Qayyim, Ibn Baja, Ibn Tufayl, Ibn Rusyd dan masih banyak lagi.
3.      Periode ketiga (850-1350H/1446-1932)
Dalam periode ketiga ini  kejayaan pemikiran dan juga dalam bidang lainnya, dari umat Islam sebenarnya telah mengalami penurunan. Namun demikian, terdapat beberapa pemikiran ekonomi yang berbobot selama dua ratus tahun terakhir, sebagaimana tamapak dalam karya dari: Shah Waliullah, Muhammad bin Abdul Wahab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Ibnu Nujaym, Ibn Abidin, Ahmad Sirhindi dan Muhammad Iqbal.
Perkembangan pemikiran ekonomi islam
Terdiri dari 4 fase yaitu:
1.      Fase pertama.
2.      Fase kedua.
3.      Fase ketiga.
4.      Fase keempat.





Ditulis Oleh : Unknown // 11.05
Kategori:

0 komentar :

Posting Komentar

 
Diberdayakan oleh Blogger.