A.
Perekonomian di
Masa Rasulullah Saw. (571-632 M)
Materi
oleh Bpk. Ridwan Baraba, SE. MM.
Kehidupan
Rasulullah Saw. Dan masyarakat muslim di masa beliau adalah teladan yang paling
baik implementasi islam, termasuk dalam bidang ekonomi. Pada periode Makkah masyarakat
muslim belum sempat membangun perekonomian , sebab massa itu penuh dengan
perjuangan untuk mempertahankan diri dari masyarakat Quraisy. Barulah pada
periode Madinah Rasulullah memimpin sendiri membangun masyarakat Madinah
sehingga menjadi masyarakat sejahtera dan beradab.
Sebagaimana
pada masyarakat Arab lainnya, mata pencaharian mayoritas penduduk Madinah
adalah berdagang. Kegiatan ekonomi relatif menonjol pada masa itu, di mana
untuk menjaga agar mekanisme pasar tetap berada dalam bingkai etika dan
moralitas Islam Rasulullah mendirikan Al-Hisbah dan Baitul Maal. Selanjutnya
untuk memutar roda perekonomian, Rasulullah mendorong kerja sama usaha di
antara anggota masyarakat (misalnya muzaraah, mudharabah, musaqah dll) sehingga
terjadi peningkatan produktifitas. Penerimaan negara juga meningkat. Sumber
pemasukan negara yang paling pokok adalah zakat dan ushr.
Harta
rampasan perang (ghanimah) juga merupakan pendapatan negara meskipun nilainya
relatif tidak besar jika dibandingkan dengan biaya peperangan yang dikeluarkan.
Zakat dan Ushr merupakan sumber pendapatan pokok, terutama setelah th ke 9 H
dimana zakat mulai diwajibkan.
B.
Perekonomian di masa khulafaurrasyidin
Para
khulafaurrasyidin adalah penerus kepemimpinan nabi muhammad Saw. Karenanya kebijakan
mereka tentang perekonomian pada dasarnya adalah melanjutkan dasar-dasar yang
dibangun rasulullah saw. Para khalifah diantaranya :
1.
abu bakar siddiq
2.
umar bin khattab
3.
usman bin affan
4.
ali bin abi thalib
C.
Pemikiran ekonomi islam : kilasan tokoh dan pemikirannya
Pemikiran
ekonomi islam dalam islam bertitik tolak dari alquran dan hadis yang merupakan
sumber dan dasar utama syariat islam. Oleh karena itu, sejarah pemikiran
ekonomi islam sesungguhnya telah berawal sejak alquran dan hadis ada, yaitu
pada masa kehidupan rasulullah muhammad saw.
Siddiq
telah membagi sejarah pemikiran ini menjadi periode, yaitu
1.
periode pertama/fondasi (masa awal islam-450H/1058 M)
Pada periode ini banyak sarjana muslim
yang pernah hidup bersama para sahabat rasulullah dan para tabi’in sehingga
dapat memperoleh referensi ajaran islam yang autentik. Beberapa diantara mereka
antara lain : abu hanifah, abu yusuf, muhammad bin al-hasan al-shaybani, abu
ubayd al-qasim ibnu sallam, harith bin asad al-muhasibi, ibnu miskwaih,
mawardi.
2.
periode kedua (450-850H/1058-1446M)
Pemikiran
ekonomi pada masa ini banyak dilatarbelakangi oleh menjamurnya korupsi dan
dekandensi moral, serta melebarnya kesenjangan antara golongan miskin dan kaya,
meskipun secara umum kondisi perekonomian masyarakat Islam berada dalam taraf
kemakmuran. Terdapat pemikir-pemikir besar yang karyanya banyak dijadikan
rujukan hingga kini, misalnya : Al-Ghazali, Nasiruddin Tutsi, Ibn Tamiyah, Ibnu
Khaldun, Al-Maghrizi, Abu Ishaq Al-Shatibi, Abdul Khadir Jaelani, Ibnu Qayyim,
Ibn Baja, Ibn Tufayl, Ibn Rusyd dan masih banyak lagi.
3.
Periode ketiga
(850-1350H/1446-1932)
Dalam
periode ketiga ini kejayaan pemikiran
dan juga dalam bidang lainnya, dari umat Islam sebenarnya telah mengalami
penurunan. Namun demikian, terdapat beberapa pemikiran ekonomi yang berbobot
selama dua ratus tahun terakhir, sebagaimana tamapak dalam karya dari: Shah
Waliullah, Muhammad bin Abdul Wahab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh,
Ibnu Nujaym, Ibn Abidin, Ahmad Sirhindi dan Muhammad Iqbal.
Perkembangan
pemikiran ekonomi islam
Terdiri
dari 4 fase yaitu:
1.
Fase pertama.
2.
Fase kedua.
3. Fase
ketiga.
4. Fase
keempat.
0 komentar :
Posting Komentar