ETIKA BISNIS
Disusun Oleh :Amyardi, SH, SE, MM.
I.
Sistem Etika Islam
1. Berbagai tindakan ataupun keputusan
disebut etis bergantung pada niat individu yang melakukannya. Allah Maha Kuasa
dan mengetahahui apapun niat kita sepenuhnya dan secara sempurna.
2. Niat baik yang di ikuti tindakan yang
baik akan dihitung sebagai ibadah. Niat
yang halal tidak dapat mengubah tindakan yang haram menjadi halal.
3. Islam memberikan kebebasan kepada
individu untuk percaya dan bertindak berdasarkan apa pun keinginannya , namun
tidak dalam tanggungjawab dan keadilan.
4. Percaya kepada Allah SWT memberi
individu kebebasan sepenuhnya dari hal apa pun
atau siapa pun kecuali Allah.
5. Keputusan yang mengutungkan kelompok
mayoritas ataupun kelompok minoritas tidak secara lansung berarti bersifat etis
dalam dirinya. Etika bukanlah permainan mengenai jumlah.
6. Islam mempergunakan pendekatan
terbuka terhadap etika, bukan sebagai system yang tertutup, dan berorientasi
diri sendiri. Egoisme tidak mendapat tempat dalam Islam.
7. Keputusan etis harus didasarkan pada
pembacaan secara bersama – sama antara Qur’an.
8. Islam mendorong untuk berprilaku etis
ditengah godaan dunia.
II.
Konsep – konsep Filsafat Etika Islam
1. Keesaan
Konsep keesan
menggabungkan ke dalam sifat homogen semua aspek yang berbeda – beda dalam
kehidupan seorang muslim. Konsep keesaan memiliki pengaruh yang paling mendalam
terhadap diri seorang muslim : ( setelah disarikan )
a. Apapun yang ada di dunia milik Allah , dan memiliki
pemikiran dan prilaku yang tak dapat dibiaskan oleh siapapun.
b. Allah Maha yang Kuasa dan Maha Esa,
dimana Allah dapat memberi dan dengan mudah mengambil yang diberikan.
c. Allah yang memiliki kekuasan untuk
mengambil nyawa seseorang sesuai dengan waktu yang di gariskan- Nya.
d. Allah mengetahui segala yang terlihat
ataupun yang tersembunyi.
Penerapan Konsep Keesaan dalam Etika Bisnis
·
Tidak
akan berbuat diskriminatif terhadap pekerja, pemasok, pembeli atau siapapun
pemegang saham perusahaan atas ras , warna kulit, jenis kelamin, ataupun agama.
·
Tidak
dapat dipaksa untuk tidak berbuat etis, karena dia hanya takut kepada Allah.
·
Tidak
akan menimbun kekayan dengan keserakahan, karena dia sadar harta didunia
bersifat sementara, dan tidak mencari kekayaan denga cara apapun.
2. Keseimbangan
Keseimbangan atau adil
menggambarkan dimensi horizontal ajaran islam, dan berhubungan dengan harmoni
segala sesuatu di alam semesta dan keseimbangan untuk menjaga yang berpunya
dengan yang tidak berpunya . Allah menekankan arti penting sikap saling memberi
dan mengutuk tindakan mengkonsumsi yang berlebihan.
Penerapan Konsep Kesimbangan dalam Etika
Prinsip keseimbangan atau
kesetaran berlaku baik secar harfiah maupun kias dalam dunia bisnis . Allah
memperingatkan pengusaha muslim untuk “
sempurnakanlah takaranmu apabila kamu menakar dan timbanglah dengan neraca yang
benar : itulah yang lebih utama dan
lebih baik akibatnya “
3. Kehendak Bebas
Manusia diberikan
kehendak bebas untuk mengendalikan kehidupan sendiri manakala Allah
menurunkannya kebumi, dituntun dengan hukum yang diciptakan Allah, ia diberi
kemampuan untuk berfikir dan membuat keputusan, untuk memilih apapun jalan
hidup yang ia inginkan , dan yang paling penting , untuk bertindak berdasarkan
yang ia pilih. “ katakanlah kebenaran
adalah dari tuhanmu, maka barang siapa yang ingin beriman hendaklah ia beriman,
dan barang siapa yang ingin kafir , biarkanlah ia kafir “
Penerpan Konsep kehendak Bebas dalam Etika
Bisnis berdasarkan konsep
kehendak bebas , manusia memiliki kebebasan untuk membuat kontrak dan
menepatinya ataupun mengikarinya.
4. Tanggungjawab
Manusia harus bertanggung
jawab atas segala tindakannya. Seseorang tidak bertanggung jawab terhadap
tindakannya jika :
a. Belum mencapai usia dewasa.
b. Ia sakit jiwa.
c. Berbuat sesuatu ketika sedang tidur.
Penerapan Konsep Tanggungjawab dalam Etika Bisnis
Sekali seorang muslim mengucapkan
janjinya atau terlibat dalam sebuah perjanjian yang sah, maka ia harus
menepatinya. Sebagai rujukan “ Rasulallah
saw, berkata : tanda – tanda orang munafik ada tiga “
1. Apabila berkata, ia berdusta.
2. Apabila berjanji , tidak dipenuhi,
dan
3. Apabila diberi diamanati, dia
berkhianat.
5. Kebajikan
Kebajika ( ihsan ) atau
kebaikan terhadap orang lain didefinisikan sebagai “ tindakan yang
menguntungkan orang lain lebih dibandingkan orang yang melakukan tindakan
tersebut dan dilakukan tanpa kewajiban
apa pun “
Penerapan Konsep Kebajikan dal Etika Bisnis
Menurut al Ghazali :
1. Jika seseorang membutuhkan sesuatu ,
maka orang lain harus memberikannya, dengan mengambil keuntungan yang sedikit
mungkin. Jika sang pemberi melupakan keuntungannya, maka hal tersebut akan
lebih baik baginya.
2. Jika seseorang membeli sesuatu dari
orang miskin , akan lebih baik baginya untuk kehilangan sedikit uang dengan
membayarnya lebih dari harga yang sebenarnya. Tindakan seperti ini akan
memnerikan akibat yang mulia , dan tindakan yang sebaiknya cendrung akan
memberikan hasil yang juga berlawanan. Bukan suatu hal yang patut dipuji untuk
membayar orang kaya lebih dari apa yang sharusnya diterima manakala ia dikenal
sebagai orang yang suka mencari keuntungan yang tinggi.
3. Dalam hal mengabulkan hak pembayaran
dan pinjaman, seseorang harus bertindak secara bijaksana dengan memberi waktu
yang lebih banyak kepada sang peminjam untuk membayar hutangnya , dan jika
diperlukan , seseorang harus membuat pengurangan pinjaman untuk meringankan beban
sng peminjam.
4. Sudah sepantasnya bahwa mereka yang
ingin mengembalikan barang – barang yang telah dibeli seharusnya diperbolehkan
untuk melakukannya demi kebajikan.
5. Merupakan tindakan yang sangat baik
bagi sang peminjam jika mereka membayar hutangnya tanpa harus terus diminta ,
dan jika mungkin jauh – jauh hari sebelum jatuh waktu pembayarannya.
6. Ketika menjual barang secara kredit
seseorang harus cukup bermurah hati , tidak memaksa maembayar ketika orang
tidak mampu membayar dalam waktu yang telah ditetapkan.
0 komentar :
Posting Komentar